Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

100 Hours of Astronomy

Tanggal 2 – 5 April 2009 adalah tanggal yang cukup istimewa di dunia astronomi. Dalam 4 hari ini IYA2009 mencanangkan sebuah “Cornerstone Project” yang dinamakan 100 Hours of Astronomy. Program ini pada intinya mengajak semua kota di penjuru dunia untuk mengadakan kegiatan astronomi, apapun bentuknya. Mulai dari pengajaran di dalam kelas, menyaksikan film astronomi bersama, hingga pengamatan Matahari ataupun langit malam, dengan atau tanpa teleskop. Dengan slogan utama “The Universe, Yours To Discover,” IYA2009 memang mencoba mengajak semua orang, terutama generasi muda, untuk mengenal lebih banyak tentang alam semesta. Karena alam semesta adalah milik semua orang di dunia.
Sebagian pecinta astronomi di kota Semarang akan mencoba untuk ikut berpartisipasi dalam 100 Hours of Astronomy. Kegiatan yang akan dilakukan adalah pengamatan langit malam pada hari Minggu, 5 April 2009 pukul 20.00 hingga 21.00 WIB di kampus III IAIN Walisongo, Ngaliyan, Semarang. Kegiatan ini direncanakan oleh pengelola situs ini bersama mahasiswa Konsentrasi Ilmu Falak IAIN Walisongo. Walaupun persiapan yang dilakukan sangat mendadak, semoga kelancaran berlangsungnya acara nanti tidak terganggu. Siapapun yang tertarik untuk mengikuti kegiatan itu dapat menghubungi kami melalui web ini.
Kegiatan ini sudah didaftarkan ke web 100 Hours of Astronomy di halaman ini. Total terdapat 7 kota di Indonesia yang berpartisipasi dalam program ini. Tujuh kota tersebut adalah Banda Aceh, Jakarta, Bandung, Bogor, Semarang, Jogja, dan Surakarta. Daftar lokasi masing-masing kegiatan dapat dilihat di halaman ini.
Hanya tersisa waktu kurang dari 34 jam lagi dari 100 jam yang tersedia dalam program ini. Segera rencanakan kegiatan astroomi Anda dan daftarkan di situs resmi 100 Hours of Astronomy. Mari berpartisipasi dan kenali dunia astronomi lebih dalam lagi.
  • Share/Bookmark

Tulisan Terkait:

  • -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berita Bohong Mars

Apakah Anda pernah menerima email/kabar seperti berikut ini?
Two moons on 27 August, 2007
27th Aug the Whole World is waiting for……… ….
Planet Mars will be the brightest in the night sky starting August.
It will look as large as the full moon to the naked eye. This will cultivate on Aug. 27, 2007, when Mars comes within 34.65M miles of earth. Be sure to watch the sky on Aug. 27, 2007 at 12:30 am. It will look like the earth has 2 moons. The next time Mars may come this close is in 2287.
Share this with your friends as NO ONE ALIVE TODAY will ever see it again.
//
Dua buah bulan pada 27 Agustus 2007. Planet Mars akan menjadi objek yang paling terang di langit mulai bulan Agustus. Planet ini jika dilihat dengan mata telanjang akan terlihat sebesar Bulan Purnama. … .
Hal ini akan menyebabkan Bumi seperti memiliki dua buah bulan. Waktu berikutnya untuk untuk peristiwa ini terjadi lagi adalah tahun 2287. Sebarkan pada teman-teman karena TIDAK ADA YANG DAPAT MELIHATNYA SEBANYAK DUA KALI DALAM HIDUPNYA.
//
Sebenarnya ini adalah berita bohong, mengapa?Saya beritahukan di sini bahwa sebenarnya dengan teleskop terbesar/terkuat yang pernah dibuat pun, Mars tidak akan terlihat sebesar bulan purnama yang dilihat dengan mata telanjang. Apalagi kalau melihat Mars tanpa alat bantu optik seperti teleskop (hanya dengan mata telanjang). Berikut ini penjelasan fisikanya.
Mari kita hitung seberapa besar diameter sudut dari Mars, serta Bulan dan Matahari sebagai perbandingan. Mars memiliki diameter 6794 km. Jarak terdekat Mars dari Bumi adalah 55.76 juta km, yang terjadi pada tanggal 27 Agustus 2003 yang lalu. Dan jarak terdekat ini tidak akan terjadi lagi hingga tahun 2287 (coba lihat halaman ini). Pada jarak terdekatnya itu, jika Mars diamati dengan mata telanjang maka hanya akan tampak sebagai sebuah bintang, berupa titik yang sangat terang. Diameter sudutnya hanya 25,11″. Setelah tahun 2003 yang lalu, jarak Mars dari Bumi akan terus membesar, karena sifat orbit yang dimiliki kedua planet ini. Untuk tahun 2007 ini, tentu saja jaraknya lebih jauh dari tahun 2003 lalu (lihat halaman ini).
Sekarang kita hitung diameter sudut Bulan. Diameternya adalah 3476 km, jaraknya dari Bumi adalah 384403 km. Kombinasi jarak dan diameter Bulan ini memberikan penampakan diameter sudut Bulan sebesar sekitar 31 menit busur (1 menit busur = 60 detik busur). Lihat perbandingan gambar Bulan dan Mars yang saya kutip dari mutoha.
Bulan dan Mars
Bagaimana dengan Matahari, yang memiliki diameter 0.696 juta km dan jarak rata-rata dari Bumi 150 juta km? Dari Bumi, diameter sudut matahari adalah sebesar hampir 32 menit busur (berbeda sedikit dengan Bulan). Karena besarnya hampir sama, pada suatu saat Bulan dapat saja menutupi Matahari, yang disebut dengan peristiwa Gerhana Matahari Total. Diameter sudut yang hampir sama dengan Bulan ini diperoleh dari diameter yang jauh lebih besar dari Bulan dan jarak yang jauh lebih besar daripada jarak Bumi – Bulan.
Untuk mendapatkan ukuran sebesar Bulan purnama dari Bumi, Mars harus diperbesar hingga berdiameter 486000 km dengan jarak yang tetap. Diameter ini adalah sekitar 70 kali diameter sebenarnya. Cara lain yang bisa dilakukan untuk membuat Mars terlihat sebesar Bulan purnama adalah dengan memindahkannya pada jarak 778535 km dengan diameter yang tetap. Jarak ini adalah dua kali jarak Bumi ke Bulan.
Jadi sekali lagi saya simpulkan, berita ini BOHONG, karena ada kesalahan di dalamnya. Orang yang menyebarkannya adalah orang yang tidak bertanggung jawab. Sebenarnya berita ini pernah keluar pada tahun 2003 lalu, dalam rangka kejadian langka tersebut. Tetapi kemudian setiap 2 tahun sekali setelah itu, berita ini keluar terus. Dan masyarakat masih saja menanggapinya dengan terus menyebarkannya ke orang-orang.
Jadi kalau Anda dan teman-teman Anda pernah menerima kabar seperi ini, sebaiknya Anda sebarkan tulisan ini ke teman-teman Anda.
Demi astronomi Indonesia yang lebih baik.
  • Share/Bookmark

Tulisan Terkait:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gerhana Bulan 28 Agustus 2007

Di bulan Agustus ini, tampaknya Mars masih menyita perhatian masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dari banyaknya orang yang memperoleh berita bohong tersebut. Artikel saya pun menjadi artikel yang paling banyak dibaca dalam weblog ini. Padahal di bulan ini masih ada satu lagi peristiwa astronomi yang sebenarnya sangat menarik. Jadi, mari kita sekarang alihkan perhatian dari Mars yang sebesar bulan purnama yang tidak akan pernah terjadi.
Pada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2007 nanti akan terjadi Gerhana Bulan Total (GBT), yang kebetulan dapat diamati langsung di Indonesia. Proses gerhana tersebut berakhir pukul 13.20 UT (Universal Time = GMT, berbeda 7 jam dengan WIB) atau 20.20 WIB. Padahal di wilayah Indonesia bagian barat bulan baru terbit sekitar pukul 17.30 WIB, yang berarti peristiwa gerhana ini hanya dapat diamati kurang dari 3 jam saja. Proses gerhana itu sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak pukul 07.53 UT (pukul 14.53 WIB). Untuk ulasan lengkap mengenai GBT ini, silakan lihat halaman ini, sedangkan gambar dari NASA ini memberikan ringkasannya.
Gerhana Bulan Total 28 Agustus 2007 - NASA
Jika di wilayah barat Indonesia hanya memiliki durasi kurang dari 3 jam, tidak demikian halnya di wilayah timur Indonesia [lihat gambar visibilitas GBT di dunia dari NASA]. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan adanya perbedaan waktu di Indonesia. Sebenarnya, bulan terbit pada waktu yang hampir sama, yaitu antara 17.30 – 17.50 di setiap waktu lokal (WIB, WITA, WIT), sementara proses gerhana berakhir pada pukul 21.20 WITA atau 22.20 WIT. Berarti gerhana dapat kita amati selama hampir 4 jam untuk daerah WITA dan hampir 5 jam untuk daerah WIT. Di kota, kita mungkin akan kesulitan menyaksikan gerhana bulan yang terjadi pada saat bulan baru terbit, karena pandangan kita ke arah kaki langit (horison) terhalang oleh banyaknya bangunan tinggi. Jadi perhitungan durasi di atas masih belum dikurangi waktu untuk menunggu hingga bulan memiliki cukup ketinggian agar dapat diamati.Agar memperoleh kesempatan lebih besar untuk mengamati GBT ini, ada setidaknya dua pilihan yang dapat dilakukan. Pertama, sebaiknya pilih tempat pengamatan yang memiliki area pandang ke arah timur yang bebas tanpa terhalang bangunan, seperti lapangan, pantai, atau tempat yang tinggi seperti pegunungan atau bukit. Kedua, pilih tempat pengamatan yang memiliki durasi waktu GBT yang lebih lama, yaitu di wilayah timur Indonesia. Semakin timur, waktu pengamatan akan semakin lama.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada saat gerhana? Sebenarnya, gerhana itu ada dua, gerhana bulan dan gerhana matahari. Keduanya terjadi karena adanya kombinasi posisi antara tiga benda langit, yaitu matahari, bulan, dan bumi. Gerhana terjadi ketika ketiga benda tersebut berada pada satu garis lurus, dengan bumi berada di antara dua benda yang lain untuk peristiwa gerhana bulan, sedangkan gerhana matahari terjadi ketika bulan berada di antara matahari dan bumi. Untuk lebih jelasnya, gambar ini atau ini akan memberikan ilustrasi tentang bidang orbit bumi dan bulan.
Gerhana bulan sendiri ada dua macam, gerhana bulan total (GBT) dan penumbral. Keduanya bergantung pada bagaimana posisi bulan terhadap bayangan yang terbentuk akibat terhalangnya cahaya matahari oleh bumi. Terdapat dua jenis bayangan bumi, yaitu umbra (bagian tergelap dari bayangan = semua cahaya terhalang sempurna) dan penumbra (sebagian cahaya masih diteruskan). Pada peristiwa GBT bulan memasuki umbra, sedangkan pada gerhana sebagian bulan tidak memasuki umbra, melainkan hanya pada penumbra bumi saja.
Apabila melihat posisi bulan, maka kedua gerhana tersebut selalu terjadi pada fase bulan tertentu. Gerhana matahari selalu terjadi pada fase bulan mati/baru, sedangkan gerhana bulan terjadi pada fase bulan purnama. Mungkin Anda akan bertanya mengapa kedua gerhana tersebut tidak terjadi di setiap bulan. Jawabannya adalah karena bidang orbit bulan membentuk sudut sebesar 5 derajat dengan orbit Bumi. Jadi kesempatan terjadinya gerhana tersebut adalah ketika orbit bulan berpotongan di dua titik dengan orbit bumi, dalam periode satu kali setiap enam (6) bulan. Ketika bulan berada pada titik perpotongan orbit itu, maka peristiwa gerhana sangat mungkin terjadi. Gambar berikut akan memberikan ilustrasi yang cukup jelas.
Mungkin Anda masih ingat peristiwa gerhana bulan yang pernah terjadi dan dapat diamati di Indonesia pada tanggal 4 Maret 2007 dini hari. Jika kita hitung perbedaan waktu dengan tanggal 28 Agustus 2007, selisih kedua tanggal tersebut adalah hampir enam bulan. Kemudian jika kita perhatikan menurut penanggalan Hijriah atau Jawa (dua kalender yang menggunakan Bulan sebagai penanda waktu), tanggal-tanggal dari kalender Masehi tersebut bersesuaian dengan pertengahan bulan (14-15), yang berarti pada tanggal tersebut bulan berada pada fase purnama.
Website nasa berikut adalah salah satu web yang menyediakan informasi lebih banyak mengenai gerhana (bulan dan matahari).
  • Share/Bookmark

Tulisan Terkait:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gerhana Bulan Penumbra 9 Februari 2009

Baru saja kita menikmati fenomena Gerhana Matahari Cincin pada tanggal 26 Januari lalu. Mungkin Anda berhasil melakukan pengamatan cincin matahari atau hanya sekedar sabit matahari. Sekarang saatnya bersiap untuk menyaksikan fenomena gerhana lainnya, yaitu Gerhana Bulan Penumbra (GBP) yang akan terjadi pada hari Senin tanggal 9 Februari 2009.

Gerhana yang akan terjadi nanti dapat diamati dari seluruh daerah di Indonesia. Bulan berada di langit sebelah timur pada saat dimulainya gerhana pukul 12.36 UT atau 19.36 WIB. Gerhana ini mencapai fase puncaknya pada pukul 14.38 UT atau 21.38 WIB dan berakhir pada pukul 16.39 UT atau 23.39 WIB.
GBP 9 Februari 2009
Peta kenampakan GBP 9 Februari 2009 di dunia. Sumber NASA Eclipse
Animasi GBP. Hanya bayangan penumbra Bumi yang menutupi permukaan Bulan.
Animasi GBP. Hanya bayangan penumbra Bumi yang menutupi permukaan Bulan.
Pada gerhana Bulan penumbra, sesuai dengan namanya, hanya bayangan penumbra Bumi saja yang jatuh di permukaan Bulan. Akibatnya, Bulan bukannya mengalami perubahan bentuk sebagaimana yang terjadi pada gerhana Bulan total ataupun gerhana Bulan sebagian, melainkan hanya akan mengalami perubahan kecerlangan. Perubahan kecerlangan Bulan ini akan sulit kita deteksi dengan mata telanjang kecuali ketika memasuki puncak gerhana, walaupun pada saat itu tidak seluruh permukaan Bulan tertutupi penumbra.
MrEclipse.com
Kenampakan GBP tahun 2002. Perhatikan perbedaan kecerlangan yang terjadi pada saat puncak gerhana. Sumber: MrEclipse.com
Mungkin gerhana ini tidak semenarik gerhana bulan total atau sebagian seperti yang pernah saya bahas pada Agustus 2007dan Agustus 2008 lalu. Namun tetap saja yang namanya fenomena gerhana sangat pantas untuk ditunggu dan disaksikan karena jarang terjadi. Jadi, nantikan juga gerhana-gerhana selanjutnya di tahun 2009 ini, yaitu Gerhana Bulan Penumbra 7 Juli 2009, Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009, Gerhana Bulan Penumbra 6 Agustus 2009, dan Gerhana Bulan Sebagian 31 Desember 2009, yang sekaligus akan menandai pergantian tahun.
  • Share/Bookmark

Tulisan Terkait:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009

Bersiaplah untuk kembali mengalami sebuah fenomena astronomi yang spektakuler. Fenomena yang dimaksud adalah Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi pada hari Rabu tanggal 22 Juli 2009. Jika Anda tidak sempat menyaksikan terjadinya Gerhana Matahari Cincin pada tanggal 26 Januari 2009 yang lalu, mungkin Anda bisa meluangkan waktu untuk melakukan ekspedisi dan petualangan agar dapat menyaksikan GMT nanti.
GMT 22 Juli 2009 (eclipse.org.uk)
GMT 22 Juli 2009 (eclipse.org.uk)
Jalur totalitas pada gerhana kali ini akan melewati India, Nepal, Bangladesh, dan Cina. Walaupun tidak melalui wilayah Indonesia, tetapi masih ada sebagian wilayah di Indonesia yang dapat menyaksikan fase gerhana Matahari sebagian, yaitu sebagian daerah di pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan seluruh bagian Papua (Lihat gambar di bawah ini).
Menurut data yang disebutkan oleh situs NASA Eclipse, gerhana nanti akan dimulai saat bayangan penumbra Bulan untuk pertama kalinya sampai ke permukaan Bumi (kontak pertama penumbra) pada pukul 23.58 GMT atau 06.58 WIB, dan berakhir saat terakhir kali penumbra Bulan “menyentuh” bagian terluar piringan Bumi (kontak keempat penumbra) pada pukul 05.12 GMT atau 12.12 WIB. Sementara fase total gerhana akan dimulai pada pukul 00.51 GMT atau 07.51 WIB dan berakhir pukul 04.19 GMT atau 11.19 WIB. Fase total terlama pada gerhana kali ini (selama 6 menit 38,8 detik) akan terjadi di posisi 24° 12,6′ LU dan 144° 6,4′ BT, yang sayangnya berada di tengah-tengah laut. Fase gerhana matahari sebagian di Indonesia akan berlangsung pada waktu yang berbeda-beda. Berikut ini adalah simulasi pengamatan gerhana matahari yang diamati dari pulau Sumatra (Aceh), Sulawesi (Manado), dan Papua (Jayapura), yang dibuat dengan program Cartes du Ciel.
gerhana-matahari-20090722-di-aceh-700-922wib
GMS 20090722 7.00-9.22 WIB
Di Aceh, fase gerhana matahari sebagian akan dimulai sekitar pukul 07.13 WIB dan berakhir pukul 8.47 WIB.
gms20090722 8.00-10.20
GMS 20090722 8.00-10.20 WITA
Di Manado dimulai pukul 8.30 WITA dan selesai pukul 9.50 WITA.
Gerhana Matahari 20090722 Jayapura 6.45-11.21 WIT
GMS 20090722 8.45-11.21 WIT
Di Jayapura, gerhana akan dimulai sekitar pukul 9.12 WIT dan berakhir pada pukul 11.05 WIT.
Apabila Anda berencana untuk melakukan pengamatan GMT ini, silakan lihat beberapa gambar yang ada di halaman ini. Pilih daerah yang akan Anda kunjungi dengan melihat gambaran yang lebih mendetil tentang daerah yang dilewati jalur totalitas. Selamat melakukan pengamatan!
  • Share/Bookmark

Tulisan Terkait:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kalender Astronomi 2010

Ingin tahu ada peristiwa astronomi apa yang terjadi setiap hari sepanjang tahun 2010? Seperti kapan puncak hujan meteor Orionid, kapan oposisi Jupiter, atau kapan gerhana Bulan akan terjadi. Atau ingin menikmati foto-foto astronomi spektakuler yang direkam tanpa teleskop?
Untuk menjawabnya, Anda memerlukan Kalender Astronomi 2010. Kalender meja ini dilengkapi dengan tanggal dan jam terjadinya peristiwa astronomi yang menarik untuk diamati dengan teleskop atau dengan mata telanjang sekalipun. Dan di setiap bulannya kami juga tampilkan koleksi foto dari Dunia Astronomi.
2 halaman pertama Kalender Astronomi 2010
2 halaman pertama Kalender Astronomi 2010
Kalender Astronomi 2010 ini bisa Anda dapatkan dengan harga Rp. 30.000,00 per buah, sudah termasuk bonus stickerreflective. Harga tersebut belum termasuk ongkos kirim dari Semarang dengan jasa kurir Tiki atau Pos Paket Kilat Khusus (Anda juga bisa menggunakan jasa kurir pilihan Anda sendiri asalkan jasa tersebut punya kantor di Semarang). Pembelian lebih banyak akan kami berikan harga yang lebih murah. Kami juga melayani pembelian langsung di tempat (Semarang), dengan membuat janji terlebih dahulu.
Bulan Agustus 2010
Bulan Agustus 2010
Cara pemesanannya lihat di halaman Produk Dunia Astronomi
Stok kami terbatas, jadi jangan sampai kehabisan. Semoga kalender ini dapat memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan, demi astronomi Indonesia yang lebih baik.
  • Share/Bookmark

Tulisan Terkait:

  • -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menentukan Arah Mata Angin

Tahukah Anda bahwa kutub-kutub magnet Bumi dan kutub-kutub rotasinya tidak saling berhimpit? Padahal jarum kompas yang kita gunakan akan menunjuk ke arah kutub magnet utara dan selatan. Hal ini berarti ketika kita menggunakan kompas untuk menentukan arah mata angin (kutub rotasi utara dan selatan), arah yang kita dapatkan belum tentu akurat. Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mengetahui arah utara dan selatan benar?
Ada satu cara yang cukup mudah untuk dilakukan bahkan oleh pelajar SD. Sebut saja cara ini dengan metode bayangan Matahari. Caranya begini, tancapkan sebuah tongkat secara tegak lurus dengan permukaan tanah (bisa juga menggantung tali yang diikatkan beban di ujung lainnya atau sebuah botol yang diletakkan di atas bidang datar) di area yang terkena cahaya Matahari. Yang harus kita lakukan kemudian adalah memberi tanda di ujung bayangan yang terbentuk setiap 10 – 15 menit sekali  hingga kita peroleh titik yang cukup banyak.
Koreksi Arah Kutub Magnet Bumi
Koreksi Arah Kutub Magnet Bumi
Setelah kita memiliki sejumlah titik, hubungkanlah seluruh titik tersebut.  Garis yang terbentuk itu akan menunjukkan arah timur-barat. Jika kita membuat garis yang tegak lurus dengan  garis tersebut, maka kita dapatkan arah utara-selatan. Kemudian bandingkan empat arah mata angin itu dengan mata angin yang ditentukan dari kompas. Beri tanda dan hitung selisih sudut antara arah utara yang ditunjuk garis tersebut dengan yang ditunjuk oleh jarum kompas. Setelah kita mengetahui selisihnya, selanjutnya kita bisa menentukan arah utara-selatan benar dengan menggunakan kompas.
  • Share/Bookmark

Tulisan Terkait:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Koordinat Langit Ekuatorial

Jika kita melihat sebuah komet di langit, bagaimana cara kita memberitahu teman kita di tempat lain untuk melihat komet yang sama? Jika kita ingin pergi ke rumah teman, pasti kita tanyakan alamatnya bukan? Begitu juga dengan komet di langit, beserta bintang-bintang, galaksi dan bermacam objek lainnya, mereka semua memiliki “alamat” tertentu yang tidak mungkin kembar satu sama lain. Alamat yang dimaksud di sini adalah koordinat. Ya, semua benda langit bisa kita cari asalkan kita mengetahui koordinatnya. Jadi, teman kita pasti bisa menemukan komet yang kita maksud.
Seperti apa koordinat yang digunakan untuk mengenali objek langit? Namanya adalah koordinat langit. Terdapat setidaknya tiga macam koordinat langit, yaitu koordinat alt-azimuth, ekuatorial, dan galaktik. Untuk tulisan kali ini, koordinat ekuatorial yang akan dibahas. Yang lainnya akan dibahas nanti.
Koordinat ekuatorial ini dibuat dengan cara membayangkan sebuah bola langit yang memiliki ekuator dan kutub yang sejajar dengan ekuator dan kutub bumi. Itulah mengapa koordinat ini disebut dengan koordinat ekuatorial.
Koordinat Ekuatorial
Sama seperti bumi, koordinat langit ini ditentukan berdasarkan dua sumbu atau titik asal. Jika di bumi digunakan lintang yang dihitung dari ekuator dan bujur yang dihitung dari Greenwich, maka koordinat langit memiliki deklinasi [delta] yang dihitung dari ekuator langit dan asensiorekta (right ascension ? ) yang dihitung dari titik ?/aries (vernal equinox) yang didefinisikan sebagai titik perpotongan antara ekuator dengan ekliptika (bidang orbit bumi terhadap matahari).
Ekuator dan Ekliptika
Deklinasi dihitung 0 derajat untuk ekuator, positif hingga 90 derajat ke arah kutub utara langit, dan negatif hingga -90 derajat ke arah kutub selatan langit. Sedangkan asensiorekta dihitung berlawanan arah jarum jam hingga 24 jam (360 derajat) dengan 0 jam di titik aries. Untuk memperjelas, jika titik aries ada di meridian (garis yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan melewati zenith), maka RA dihitung ke timur.
Deklinasi dan asensiorekta
Dalam koordinat ini, semua benda langit terbit dan tenggelam mengikuti lintasan yang sejajar dengan ekuator langit. Jadi apabila kita berada di Semarang misalnya, dengan lintang sekitar 6 derajat di selatan, ilustrasi bola langitnya dapat dilihat pada gambar. Untuk kasus ketika kita berada di Kutub Utara misalnya, maka kita akan dapat melihat bintang-bintang yang tidak tenggelam sepanjang hari, yang disebut juga sebagai bintang circumpolar atau bintang kutub.
Bola Langit Pada Daerah 6 Derajat Lintang Selatan
Jadi, apabila kita mau mengamati objek yang redup (tidak mudah dilihat dengan mata) menggunakan teleskop, dengan mengetahui koordinat objek tersebut dan dengan melakukan kalibrasi pada teleskop kita, mencari objek manapun akan terasa lebih mudah.
  • Share/Bookmark

Tulisan Terkait:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS